Select Page

Rumah tahan gempa saat ini menjadi salah satu hunian yang banyak dicari. Hal ini tentunya dikarenakan banyaknya berita gempa yang terjadi di berbagai daerah. Rata-rata gempa bumi melanda kota-kota di Indonesia dua hingga tiga kali sehari.

Meski skala gempanya masih kecil, hal ini perlu diwaspadai, terutama jika Anda tinggal di dekat pantai atau gunung berapi. Kerugian material dapat terjadi ketika rumah atau bangunan diguncang gempa. Sekarang teknologi modern telah dikembangkan untuk membangun struktur tahan gempa, Anda tidak perlu khawatir. Bangunan dengan konstruksi tahan gempa memiliki karakteristik yang dapat melindungi Anda dari cedera, cedera ringan hingga kehilangan harta benda.

Nah, mau tahu lebih dalam tentang ciri dan prinsip rumah tahan gempa ini? Jika demikian, mari kita lihat lebih lanjut di bawah ini.

9 Prinsip Rumah Tahan Gempa!!

Jika Anda ingin membangun pondasi rumah yang tahan gempa, Anda perlu memperhatikan material dan desain bangunannya. Berikut prospek saya rangkum 9 tips membangun rumah yang kuat dan anti gempa.

  • Jenis tanah

Saat ingin membangun rumah, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih jenis tanah. Jenis tanah terbagi menjadi 2 kelompok yaitu tanah keras dan lunak atau tanah lemah.

Tanah yang lunak dan berpori terlalu berbahaya untuk membangun rumah atau bangunan dan harus dipadatkan terlebih dahulu. Sebaiknya pilih jenis tanah keras dengan komponen kasar seperti pasir lempung, kerikil berpasir dan tanah terkonsolidasi. Hindari juga membangun rumah di lereng yang terjal, karena bisa dipastikan tanahnya lunak.

  • Desain Pondasi Struktural Khusus Rumah Tahan Gempa

Dalam membangun sebuah bangunan, salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah membangun pondasi rumah yang tahan gempa.

Untuk menghindari kerusakan, pangkalan khusus dapat dibangun dengan rangka yang tepat untuk memindahkan beban bangunan ke tanah. Ada berbagai jenis pondasi untuk menopang struktur penahan beban rumah, salah satunya adalah pondasi sepatu lari.

Untuk rumah yang dibangun dengan struktur tahan gempa dan rumah dengan 2 lantai, pondasi sepatu lari dianggap ideal. Jumlah lantai yang dibangun dan ketinggian yang diukur adalah dua faktor terpenting dalam menentukan beban pondasi.

Bangunan yang lebih tinggi akan merasakan goncangan gempa yang lebih besar. Untuk itu, lakukan perhitungan sebelum merencanakan struktur agar bangunan lebih aman saat terjadi gempa.

  • Bangunan Simetris

Desain bangunan dengan struktur simetris mampu menjaga keseimbangan bangunan. Desain yang lebih kompleks lebih tahan gempa daripada desain simetris sederhana dengan bentuk normal. Gaya torsi yang besar dapat dialami oleh bangunan yang dibangun secara asimetris atau rumit selama gempa bumi.

  • Penggunaan Beton Bertulang

Penting untuk mempertimbangkan sifat-sifat bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi. Penggunaan baja tulangan dengan beton merupakan kombinasi yang ideal dalam pembangunan desain rumah tahan gempa.  Kombinasi ini tidak hanya kuat dan tahan, tetapi juga sangat fleksibel untuk mencegah kerusakan bangunan saat terjadi gempa.

  • Struktur Bangunan Fleksibel

Struktur bangunan yang baik memiliki daya dukung dengan gaya yang dinamis dan cukup fleksibel. Dari pondasi hingga dinding, bangunan yang kurang lentur dan kaku cenderung cepat retak dan pecah saat terjadi gempa.

  • Instalasi Utilitas Kustom

Pemilihan pipa harus elastis dan kuat agar tidak mudah putus dan terhindar dari kebocoran gas atau air saat terjadi gempa. Jenis utilitas yang harus Anda hindari adalah bahan logam karena mudah korosif dan tidak tahan goncangan. Sangat disarankan bagi Anda untuk memilih utilitas yang terbuat dari plastik.

  • Struktur Masonry Terbatas

Penggunaan sistem dinding rangka beton bertulang dan dinding berinsulasi merupakan aspek penting dari desain rumah tahan gempa. Struktur dinding terbatas menggunakan batu bata yang direkatkan atau dilengkapi dengan elemen pengikat di keempat sisi dinding.

Balok dan kolom beton bertulang adalah elemen pengikat untuk tulangan pasangan bata dan umumnya terpisah 3-4 meter di dinding. Hal ini dilakukan agar dinding lebih kuat saat terjadi gempa sehingga dinding tidak mengalami retakan yang besar.

  • Isolasi Dasar

Terdapat insulasi dasar yang mampu meredam getaran akibat gempa yang dirancang sebagai pendekatan tahan gempa, yang merupakan tambahan dari konstruksi di atas.

  • Perawatan Rumah Tahan Gempa

Pastikan untuk selalu mengecek struktur bangunan baik bagian dalam maupun luar setelah pembangunan rumah tahan gempa selesai. Hal ini juga berlaku untuk rumah yang dibangun di daerah yang sering terjadi gempa.

Setelah goncangan gempa terjadi dalam skala kecil atau besar, pastikan untuk melakukan perawatan rumah secara rutin. Pemeliharaan meliputi pemeriksaan pelat lantai, pemulihan insulasi pada dinding, atap dan pondasi, serta kebocoran internal dan eksternal.

  • Perawatan ini sangat penting untuk menjaga dan menjaga keamanan rumah saat terjadi gempa besar

Penjelasan di atas cocok untuk Anda yang berniat membangun rumah di daerah rawan gempa. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda. Temukan artikel tips rumah dan konstruksi lainnya hanya di blog Prospectku saya.

Baca Juga : 11 Konsep Rumah Unik Buktikan Pentingnya Jasa Arsitek!!!